Touch Heart Service

Di sebuah perumahan, yang dihuni tidak lebih dari 30 KK, berbentuk semi cluster. Setiap pagi ada beberapa tulang sayur keliling. Sebutlah ada 3 pedagang yang rutin keliling dengan jam yang berbeda, antar masing-masing. Dari ketiga pedagang tersebutpun, memiliki unique selling point yang berbeda-beda.
Salah satu dari mereka setiap berhenti, selalu melantunkan lagu. Kadang lagu baru yang sedang hit, namun kadang lagu lama yang kalah populernya. Sehingga setiap berhenti di pos tertentu, ibu-ibu yang datang secara spontan menyampaikan, “Nyanyi disik yo…” (Nyanyi dulu yuk). Sudah menjadi hal yang tidak asing, dimana berhenti dan melayani sambil menyanyi.
Secara sekilas yang dilakukan memang hal sepele. Namun banyak hal didapatkan dari aktivitas itu. Baik kesengajaan ataupun bukan. Sang Penjual tentu saja dia terhibur terus, karena dia senang. Secara otomatis senyumnya sering tersungging. Pembeli juga menjadi senang. Terhibur walau bukan karena merdunya suara saat menyanyi, namun cenderung karena tingkah lucunya. Sehingga rekat hubungan antara pembeli dan penjual, sangat tercipta.
Lain hal yang penjual satunya. Pada beberapa minggu lalu, salah satu warga menderita sakit dan harus diopname di rumah sakit. Saat rombongan dari para tetangga berkunjung, penjual sayur tersebut juga ikut beserta. Berkumpul, bersama dan ngobrol layaknya warga sendiri. Padahal kalau rumah tinggal tentu saja jauh. Namun setiap ada warga yang sakit, sampai rawat di rumah sakit, selalu ikut menjenguk.
Bukan apa yang dibawa, namun apresiasi dari warga lebih pada kepedulian yang dilakukan. Rasa empati yang tertanam. Sehingga ini menjadi perekat hubungan yang tidak kalah kuat. Tidak memandang, apakah yang sakit sudah menjadi langganan atau belum, namun tetap saja akan diperlakukan sama. Sistem marketing yang sangat kuat tertanam.
Rekan sekalian,
Saya menyebut ini yang sejatinya dinamakan Touch Heart Service. Bentuk yang asli dan sangat aplikatif tentang bagaimana memberikan pelayanan dengan hati. Bagaimana sistem marketing dengan hati. Bukan nilai nominal jual beli yang menjadi acuan, namun lebih pada sentuhan hati. Hal kecil yang dicontohkan oleh, maaf sering disebut dengan ‘pedagang kecil’. Namun esensi dari sikap dan aplikasinya, merupakan realitas dari sebuah teori besar. Rasanya kurang yakin bagi mereka membaca buku-buku mahal tentang marketing atau sistem pelayanan. Kurang yakin pula kalau mereka sering ikut dalam seminar atau training tantang marketing dan pelayanan dengan biaya besar. Namun bisa menerapkan dengan sangat baik. Bisa jadi berbeda dengan kita yang buku dan seminarnya sering kita lahap namun aplikasinya belum maksimal.
Semoga kisah nyata diatas menjadi inspirasi, memajukan bisnis atau karir kita. Baru saja adalah sebuah pelajaran besar dari sebagian orang yang memandang sebagai orang kecil. Terimakasih mari senantiasa berbenah…
Pelatihan dalam waktu dekat, “Magic Communication with NLP”, 2 days funny workshop 6-7 Februari 2010, Solo Inn Hotel, HANYA 1.490Rb bagi pembaca tulisan ini. Reguler 1.900Rb. Spiritual Seminar NLP, “Ud’uunii Astajib Lakum”, 27 Feb 2010, KUNO Coffee Shop, Resto & Gallery, HANYA 150Rb. Silahkan direct call 0812 123 0050.
Yant Subiyanto, ST, CM-NLP
CUAT Bina Manajemen-Roemah NLP
Jl Srikandi No 3 Perum Griya Mukti – Jaten Kab. Karanganyar, Jawa Tengah Indonesia 57771
Ph. +62 271 822 040, +62 812 123 0050, +62 812 2610 0050
Email : info.cuat@gmail. com, yant.subiyanto@ gmail.com YM : yant_cuat@yahoo. co.uk
Weblog http://roemahnlp. blogspot. com www.facebook. com/yant. subiyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar